Dorong Syariah Lewat Gerakan Ekonomi Syariah
Bandung – Bank Indonesia berserta pemerintah, perbankan dan para pegiat ekonomi syariah lainnya berkolaborasi mencanangkan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres).
Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap ekonomi syariah.
Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah VI (Jabar & Banten), Dian Ediana Rae mengatakan pangsa pasar perbankan syariah di Jabar relatif masih kecil. Pada posisi September 2013, aset perbankan di Jabar hanya Rp27,49 triliun. Angka itu setara dengan 6,82%o dari total paset perbankan di Jabar.
Namun pangsa perbankan syariah di Jabar lebih tinggi dibandingkan pangsa perbankan syariah nasional yang hanya 4,47%. Adapun jumlah aset perbankan syariah nasional mencapai Rp267,43 triliun sedangkan aset perbankan nasional sebesar Rp6.021,68 triliun.
“Melalui Gres, kami berharap bisa lebih mendorong perbankan syariah khususnya yang ada di Jabar,” ujar Dian kepada wartawan, Minggu (17/11/2013).
Dia menjelaskan, Gres merupakan program kampanye nasional yang serempak dilakukan di 24 kota di Indonesia. Bersamaan dengan Gres, pihaknya meluncurkan flagship program ‘Sejuta Berdaya’ yang akan menyalurkan pembiayaan mulai Rp1 juta per orang/keluarga kepada 10 ribu orang/keluarga prasejahtera.
Dana dari program ini bersumber dari dana kebajikan yang dihimpun perbankan syariah dan lembaga amil zakat. Pihaknya berharap program ini mampu kapasitas ekonomi mikro dan kecil bisa lebih meningkat.
Khusus di Jabar, pihaknya pun meluncurkan Puspa (Pendampingan UMKM Syariah oleh praktisi dan akademisi) yang merupakan sinergitas dengan dunia pendidikan. Mahasiswa akan disuruh terjun menjadi pendamping UMKM demi peningkatan kualitas dan daya saing para pelaku.
Inisiatif Puspa juga dilengkapi dengan program revitalisasi Sharia Center yang berada di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI. Setelah hampir dua tahun berdiri, revitalisasi dipandang perlu dilakukan sesuai cita-cita pada saat pendiriiannya sebagai pusat komunikasi, informasi, pemberlajaran dan penelitian ekonomi syariah/ekonomi islam.
Nama Shariah Center diganti menjadi Center for Islamic Economic Studies atau disebut CIES Bandung. Tempat ini diharapkan dapat mengakomodasi dan mempermudah akses akademisi dan minat masyarakat terhadap ekonomi syariah.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa ekonomi syariah juga mampu membuat perekonomian lebih baik dan ekonomi syaraiah merupakan pilihan menguntungkan,” pungkasnya. [hus]